Pages

Download

^_^ Selamat Datang ^_^
Wednesday, February 16, 2011

postheadericon Komitmen dalam Ucapan dan Tindakan


Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (QS. AS-Shaf: 2-3).

Kenapa kamu menggembor-gemborkan kewajiban, mendorong untuk melakukannya, tetapi ketika hal itu wajib bagimu, kamu malah tidak melakukannya. Kenapa juga kamu melarang-larang keburukan, tetapi ketika hal itu tidak boleh bagimu, kamu malah melakukannya.  Jadi, sepantasnyalah bagi seseorang yang menyuruh kepada kebajikan untuk lebih dulu memberi contoh dan bagi seseorang yang melarang untuk keburukan, untuk lebih dahulu menghindarinya. 

Allah berfirman, “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir? (QS. Al-Baqarah 44).
Ucapan dan tindakan yang kompatibel lebih cepat direspek oleh murid daripada ucapan dan tindakan yang konfrontatif. Seorang guru sangatlah dibutuhkan untuk menuntun jalan kehidupan, karena memang seorang guru adalah suri tauladan yang pantas ditiru. Darinya pula murid mendapat akhlak, adab, dan keilmuannya.  Kewajiban guru adalah bertakwa kepada Allah, karena dipundaknya terpikul amanat yang berat yaitu memberi materi pelajaran yang berguna bagi muridnya dan memberikan contoh tindakan yang sesuai dengan ucapannya, sehingga ilmu yang dipelajari dari guru dapat melekat erat dalam diri murid.

(Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, dalam bukunya berjudul Muhammad saw Al-Mu'allimul an-wal)

Thursday, February 10, 2011

postheadericon Karakteristik Seorang Pendidik (Jujur dan Amanah)

Kejujuran adalah mahkota seorang guru. Jika tidak ada kejujuran padanya, maka tidak ada pula kepercayaan manusia terhadap ilmu yang ia miliki, serta apa-apa yang ada pada dirinya. Seorang murid wajar jika ia menerima apasaja yang diucapkan oleh gurunya, sehingga apabila seorang murid mengetahui akan kebohongan seorang guru, maka bisa  jadi kepercayaan murid langsung berbalik arah (tidak percaya lagi), atau bisa jadi kebohongan itu dapat menjatuhkan prestise seorang guru di mata muridnya. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119)

Seorang guru yang jujur bisa membangun kepercayaan atas apa yang ia ucapkan terhadap muridnya, menghormati mereka, serta berperilaku baik. Implementasinya adalah dalam memikul tanggung jawab  yang dibebankan dipundaknya serta memberikan ilmu dan pengetahuan kepada mereka (generasi muda).

Seorang guru yang baik, haruslah menjelaskan kepada muridnya dampak negatif  melakukan kebohongan. Syekh Muhammad Jamil berkata, “Ada sebuah cerita tentang seorang murid yang bertanya kepada gurunya mengenai ketidaksenangan ia atas salah seorang guru yang merokok.  Guru itu menjawab (untuk melindungi rekannya), bahwa dia merokok karena atas anjuran dokter. Ketika murid itu keluar, ia berkata kepada teman-temannya, ‘Guru itu telah berbohong kepada kita.’ Muhammad Jamil melanjutkan, ‘Andai saja guru itu mau menjawab jujur dan mengakui akan kekhilafan rekannya, juga mengakui bahwa merokok itu haram, membahayakan tubuh, merugikan orang lain, serta menghambur-hamburkan uang, niscaya ia akan dicintai oleh murdnya.
 
(Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, dalam bukunya berjudul Muhammad saw Al-Mu'allimul an-wal)
Wednesday, February 9, 2011

postheadericon Karakteristik Seorang Pendidik (Mengharap Ridha Allah)

Ilmu dan amal yang ikhlas semata untuk Allah. Banyaknya ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi umat bisa hilang begitusaja dikarenakan tidak ada keikhlasan pada diri seorang guru, tidak berjalan di atas jalan yang benar, serta tidak benar-benar bertujuan memberikan manfaat bagi saudaranya. Tujuan mereka lebih cenderung berorientasi pada pangkat dan jabatan.

 Dari Umar bin Khattab ra berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Semua amalan tergantung dengan niat dan setiap manusia pasti ada niatnya. Jadi, barangsiapa yang melakukan sesuatu dengan orientasi ingin mendapatkan keridhaan Allah dan Rasul-Nya,maka itu yang ia dapat adalah hal tersebut dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dengan orientasi mencari kehidupan dunia atau ingin menikahi seorang wanita, maka itu pula yang ia dapat'."

Seorang guru harus mengaplikasikan hal tersebut (ikhlas) disetiap awal tindakkan,dan selalu mengingatnya.

(Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, dalam bukunya berjudul Muhammad saw Al-Mu'allimul an-wal)